Apa itu LoadBalancing?
2.1 Load Balancing
Jie Chang et al (2010) menyebutkan bahwa “load balancing adalah sebuah metode untuk memperkuat kapabilitas pemrosesan data yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas dan ketersediaan sebuah jaringan”.
Kondisi jaringan yang dinamis dan sering kali tidak terprediksi menyebabkan sebuah algoritma load balancing memiliki kompatibilitas yang tinggi dengan beberapa kondisi jaringan tertentu, sementara algoritma load balancing lainya memiliki kompatibilitas yang lebih rendah pada jaringan tersebut (Kang Xi et al, 2011 : 2).
Jie Chang et al (2010) dalam penelitiannya menyebutkan beberapa kelebihan implementasi load balancing secara umum, yaitu :
1. Waktu respon akses yang lebih cepat dibandingkan dengan pembagian jalur secara statik, ini dikarenakan beban dibagi ke dalam beberapa jalur sehingga beban pada masing-masing jalur menjadi lebih ringan.
2. Pengaturan untuk mencegah terjadinya penumpukan beban pada salah satu jalur, atau bisa dikatakan pemerataan pembebanan pada masing – masing jalur.
3. Dapat memisahkan dan mengatur jaringan nasional dan internasional agar tidak terjadi saling tarik menarik bandwidth pada jaringan sistem tersebut.
4. Memperkecil kemungkinan terjadinya deadlock trafic yang sering kali terjadi pada perusahaan atau instansi.
5. Redundansi, bilamana salah satu server mati maka koneksi ke jaringan internet dapat tetap berjalan karena menggunakan lebih dari 2 ISP.
Pemerataan beban yang ada dalam sistem load balancing bukan pemerataan kapasitas yang diberikan dari masing–masing ISP, melainkan pemerataan beban untuk masing–masing client, sebagai contoh jika ada 3 buah ISP yang digunakan pada sistem, dengan kapasitas bandwidthsebagai berikut:
1. ISP 1 1Mbps
2. ISP 2 2Mbps
3. ISP 3 500Kbps
Yang akan dilakukan sistem load balancing bukan menambahkan menjadi 3.5Mbps, tetapi beban yang dilakukan oleh satu client menjadi sama atau bisa dibilang rata dengan client lainya
Beberapa algoritma load balancing yang dipakai berdasarkan informasi dari Cisco Service Moduleberjudul Understanding CSM Load Balancing Algorithms dengan nomor dokumen 28580, yang dapat diakses dari situs resmi Cisco, adalah sebagai berikut:
· Round Robin. Sebuah algoritma pembagian beban secara bergiliran dan berurutan dari satu jalur ke jalur lain.
· Least Connection. Sebuah algoritma pembagian beban berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh sebuah server. Server dengan pelayanan koneksi yang paling sedikit akan diberikan beban yang berikutnya akan masuk.
· Weighted Round Robin and Weighted Least Connection. Adalah algoritma pembagian beban secara Round Robin dan Least Connection dengan penambahan parameter performance pembebanan pada masing-masing server.
· Source and/or Destination IP Hash. Adalah algoritma pembagian beban yang bekerja dengan melakukan pemetaan berdasarkan alamat IP yang ada dalam request yang menuju ke sebuah server. Dalam algoritma ini, parameter subnet mask juga diperhitungkan.
· Uniform Resource Locator (URL) hashing. Adalah algoritma pembagian beban yang bekerja dengan melakukan pemetaan berdasarkan sebagian atau seluruh URL.
· Menurut hasil analisa jalur dengan sarana probe. Metode ini menggunakan sarana probe, yaitu pemeriksaan kondisi sebuah jalur dengan mengirimkan sebuah data kosong melalui jalur tersebut. Hasil analisa tersebut kemudian akan menentukan pembagian beban pada jalur yang ada (Kang Xi et al , 2011: 4).
Sementara algoritma load balancing yang digunakan dalam sistem MikroTik routerOS yang dapat dilihat pada situs www.wiki.mikrotik.com adalah:
· Nth. Adalah algoritma pembagian beban dengan melakukan penandaan pada paket sejumlah nilai yang ditentukan secara berurutan dan pembagian beban dapat dilakukan berdasarkan nilai yang sudah diberikan pada paket.
· Per Connection Classifier(PCC). Adalah algoritma pembagian beban dengan melakukan penandaan connection sesuai dengan algoritma hashing dimana parameter yang diolah dalam proses hashing tersebut diatur oleh user dan pembagian beban dapat dilakukan berdasarkan nilai pada connectiontersebut.
Metode load balancing yang disebutkan diatas sebetulnya merupakan proses penandaan yang merupakan fitur dalam MikroTik routerOS, dimana kemudian pembagian beban dilakukan berdasarkan hasil pembagian tersebut dengan menggunakan routing policy yang ditentukan oleh user. Keseluruhan proses ini adalah metode load balancing yang ditawarkan oleh MikroTik.
Location:
Banjarmasin, South Kalimantan, Indonesia
halo mas ....
BalasHapusbagus bngt ini artikel tentang load balancing
bisa di perjelaskan cara membagi beban antara load balancing nth dan pcc ?
salam sukses